Dzikir Pagi & Petang 04
SAYYIDUL ISTIGHFAR
اللَّهُمَّ أَنْتَ رَبِّي لاَ إِلَهَ إِلاَّ أَنْتَ، خَلَقْتَنِي وَأَنَا عَبْدُكَ، وَأَنَا عَلَى عَهْدِكَ وَوَعْدِكَ مَا اسْتَطَعْتُ، أَعُوذُ بِكَ مِنْ شَرِّ مَا صَنَعْتُ، أَبُوءُ لَكَ بِنِعْمَتِكَ عَلَيَّ، وَأَبُوءُ لَكَ بِذَنْبِي فَاغْفِرْ لِي، فَإِنَّهُ لاَ يَغْفِرُ الذُّنُوبَ إِلاَّ أَنْتَ
ALLAA-HUMMA ANTA RABBII LAA ILAAHA ILLA ANTA KHALAQTA-NII WA ANA 'ABDUKA WA ANA 'ALAA 'AHDIKA WA WA'DIKA MAS-TA-THA'-TU A-‘UUDZU BIKA MIN SYARRI MAA SHANA’THU ABUU-U LAKA BINI'-MATI-KA ALAYYA WA ABUU-U LAKA BI DZAM-BII FAGH-FIR-LII FAINNAHUU LAA YAGH-FIRUDZ DZUNUUBA ILLAA ANTA
"Yaa Allah, Engkau adalah RabKu, tiada tuhan yang berhak disembah kecuali Engkau, Engkau yang telah menciptakan aku, aku hambaMu, aku senantiasa dalam ikrarku kepadaMu (untuk mengesakan-Mu) dan janjiMu (kepadaku untuk membalas dengan surga karena tauhidku) sebatas kemampuanku. Aku berlindung kepadaMu dari kejelekan perbuatanku. Aku akui segala nikmat yang Engkau berikan kepadaku dan aku akui dosa-dosaku, maka ampunilah aku. Karena tiada yang bisa mengampuni dosa selain Engkau."
SAYYIDUL ISTIGHFAR
اللَّهُمَّ أَنْتَ رَبِّي لاَ إِلَهَ إِلاَّ أَنْتَ، خَلَقْتَنِي وَأَنَا عَبْدُكَ، وَأَنَا عَلَى عَهْدِكَ وَوَعْدِكَ مَا اسْتَطَعْتُ، أَعُوذُ بِكَ مِنْ شَرِّ مَا صَنَعْتُ، أَبُوءُ لَكَ بِنِعْمَتِكَ عَلَيَّ، وَأَبُوءُ لَكَ بِذَنْبِي فَاغْفِرْ لِي، فَإِنَّهُ لاَ يَغْفِرُ الذُّنُوبَ إِلاَّ أَنْتَ
ALLAA-HUMMA ANTA RABBII LAA ILAAHA ILLA ANTA KHALAQTA-NII WA ANA 'ABDUKA WA ANA 'ALAA 'AHDIKA WA WA'DIKA MAS-TA-THA'-TU A-‘UUDZU BIKA MIN SYARRI MAA SHANA’THU ABUU-U LAKA BINI'-MATI-KA ALAYYA WA ABUU-U LAKA BI DZAM-BII FAGH-FIR-LII FAINNAHUU LAA YAGH-FIRUDZ DZUNUUBA ILLAA ANTA
"Yaa Allah, Engkau adalah RabKu, tiada tuhan yang berhak disembah kecuali Engkau, Engkau yang telah menciptakan aku, aku hambaMu, aku senantiasa dalam ikrarku kepadaMu (untuk mengesakan-Mu) dan janjiMu (kepadaku untuk membalas dengan surga karena tauhidku) sebatas kemampuanku. Aku berlindung kepadaMu dari kejelekan perbuatanku. Aku akui segala nikmat yang Engkau berikan kepadaku dan aku akui dosa-dosaku, maka ampunilah aku. Karena tiada yang bisa mengampuni dosa selain Engkau."
Keutamaan:
Dari Syaddad bin Aus radhiallahu 'anhu bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wa salam bersabda: "Sayyidul Istighfar adalah bacaan: ....beliau menyebutkan doa di atas. Kemudian beliau menyebutkan keutamaannya:
مَنْ قَالَهَا مِنَ النَّهَارِ مُوقِناً بِهَا فَمَاتَ مِنْ يَوْمِهِ قَبْلَ أَنْ يُمْسِيَ فَهُوَ مِنْ أَهْلِ الجَنَّةِ، وَمَنْ قَالَهَا مِنَ اللَّيْلِ وَهُوَ مُوقِنٌ بِهَا فَمَاتَ قَبْلَ أَنْ يُصْبِحَ فَهُوَ مِنْ أَهْلِ الجَنَّةِ
"Barangsiapa yang membaca do'a ini dengan penuh keyakinan di sore hari, kemudian dia mati pada malam harinya maka dia termasuk ahli surga. Dan barangsiapa yang membacanya dengan penuh keyakinan di pagi hari, kemudian dia mati pada siang harinya maka dia termasuk ahli surga." (HR. Al Bukhari 5522)
Dari Syaddad bin Aus radhiallahu 'anhu bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wa salam bersabda: "Sayyidul Istighfar adalah bacaan: ....beliau menyebutkan doa di atas. Kemudian beliau menyebutkan keutamaannya:
مَنْ قَالَهَا مِنَ النَّهَارِ مُوقِناً بِهَا فَمَاتَ مِنْ يَوْمِهِ قَبْلَ أَنْ يُمْسِيَ فَهُوَ مِنْ أَهْلِ الجَنَّةِ، وَمَنْ قَالَهَا مِنَ اللَّيْلِ وَهُوَ مُوقِنٌ بِهَا فَمَاتَ قَبْلَ أَنْ يُصْبِحَ فَهُوَ مِنْ أَهْلِ الجَنَّةِ
"Barangsiapa yang membaca do'a ini dengan penuh keyakinan di sore hari, kemudian dia mati pada malam harinya maka dia termasuk ahli surga. Dan barangsiapa yang membacanya dengan penuh keyakinan di pagi hari, kemudian dia mati pada siang harinya maka dia termasuk ahli surga." (HR. Al Bukhari 5522)
Keterangan:
Dinamakan sayyidul istighfar, karena bacaan istighfar di atas adalah lafadz istighfar yang paling mulia dibandingkan lafadz istighfar lainnya. Dalam lafadz istighfar ini, terdapat 8 aspek yang menjadikan istighfar ini memiliki keutamaan yang besar:
1. Dimulai dengan pujian kepada Allah
2. Adanya pengakuan bahwa dirinya adalah hamba Allah, makhluk Allah yang berusaha menghambakan dirinya kepada Allah
3. Mengimani adanya janji Allah, sehingga sang hamba sangat berpijak pada ikrarnya untuk mendapatkan janji Tuhannya
4. Pengakuan akan kekurangan dirinya, sengan sekalligus memohon perlindungan kepada Tuhannya dari keburukan dirinya
5. Pengakuan terhadap banyaknya nikmat yang telah Allah berikan kepada dirinya, yang ini mewakilli rasa syukur
6. Pengakuan terhadap banyaknya dosa dan kelancangannya, yang ini merupakan bentuk taubatnya
7. Diakhiri dengan permohonan ampunan yang setulusnya kepada Allah
8. Dengan keyakinan, tidak ada Dzat yang mampu menganpuni dosa-dosa hamba kecuali Allah, Sang Maha Kasih Sayang
(Fiqh al-Adiyah, 3/15)
Dinamakan sayyidul istighfar, karena bacaan istighfar di atas adalah lafadz istighfar yang paling mulia dibandingkan lafadz istighfar lainnya. Dalam lafadz istighfar ini, terdapat 8 aspek yang menjadikan istighfar ini memiliki keutamaan yang besar:
1. Dimulai dengan pujian kepada Allah
2. Adanya pengakuan bahwa dirinya adalah hamba Allah, makhluk Allah yang berusaha menghambakan dirinya kepada Allah
3. Mengimani adanya janji Allah, sehingga sang hamba sangat berpijak pada ikrarnya untuk mendapatkan janji Tuhannya
4. Pengakuan akan kekurangan dirinya, sengan sekalligus memohon perlindungan kepada Tuhannya dari keburukan dirinya
5. Pengakuan terhadap banyaknya nikmat yang telah Allah berikan kepada dirinya, yang ini mewakilli rasa syukur
6. Pengakuan terhadap banyaknya dosa dan kelancangannya, yang ini merupakan bentuk taubatnya
7. Diakhiri dengan permohonan ampunan yang setulusnya kepada Allah
8. Dengan keyakinan, tidak ada Dzat yang mampu menganpuni dosa-dosa hamba kecuali Allah, Sang Maha Kasih Sayang
(Fiqh al-Adiyah, 3/15)